I.
Falsafah Ilmu Pengetahuan
I.1 Pengertian Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Filsafat berasal dari bahasa
Yunani, Philosophia atau philosophos. Philos atau philein berarti
teman ataucinta, dan shopia atau shopos berarti
kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah. Filsafat berarti juga mater scientiarum yang artinya induk dari segala
ilmu pengetahuan. Kata filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padanankata
falsafah (Arab), philosophie (Prancis, Belanda dan Jerman), serta philosophy (Inggris).
Dengan demikian filsafat berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana
(menjadi kata sifat) bisa berarti teman kebijaksanaan (menjadi kata benda) atau
induk dari segala ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan adalah sebuah sarana
atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa
dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang
sesuatu.
I.2 Hubungan Antara Filsafat dan Ilmu
Pengetahuan
Hubungan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan, oleh Louis Kattsoff
dikatakan: Bahasa yang pakai dalam filsafat dan ilmu pengetahuan dalam beberapa
hal saling melengkapi. Hanya saja bahasa yang dipakai dalam filsafat mencoba
untuk berbicara mengenai ilmu pengetahuan, dan bukanya di dalam ilmu
pengetahuan. Namun, apa yang harus dikatakan oleh seorang ilmuwan mungkin
penting pula bagi seorang filsuf. Pada bagian lain dikatakan: Filsafat dalam
usahanya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pokok yang kita ajukan
harus memperhatikan hasil-hasil ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dalam
usahanya menemukan rahasia alam kodrat haruslah mengetahui anggapan
kefilsafatan mengenai alam kodrat tersebut.
I.3 Manusia
dan Ilmu Pengetahuan
lmajinasi-imajiasi yang telah diciptakan dan yang telah diciptakan oleh manusia akan menimbulkan
komitmen pribadi, komitmen intelektual
dan komitmen emosional yang akan membawa
manusia kejenjang yang lebih jauh sebagai
mahluk yang unik di muka bumi ini. lmajinasi
manusia akan alam tidak pernah mati, akan selalu timbul para pemimpi-pemimpi baru yang
akan terus berimajinasi dan
berkreasi untuk memperindah dunia dan mensejahterakan
'umat manusia walau terjadi pertentangan
pemahaman bahkan pemberangusan, imajinasi tentang suatu pengetahuan baru akan terus berjalan. Hasit imajinasi
manusia diantaranya berbentuk seni
dan sains adalah kegiatan khas
manusia, melebihi kemampuan binatang
lainnya. Keduanya juga menunjukan keberadaan manusia. Sernua perkembangan ilmu
pengetahuan manusia berujung kepada penemuan teknologi baru yang merupakan
pisau bennata dua, disisi yang satu adalah upaya mensejahterakan manusia
sernentara disisi lain turut menurunkan
kehidupan manusia. Dan kesemuanya terlihat bahwa benar manusia adalah makluk unik. Sehingga ada paradoks manosla dimana
tidak ada manusia yang sempuma,
ketaksempumaan itu pulalah yang
menunjukan bahwa manusia adalah
mahluk sempurna. Dengan demikian dapat dilihat bahwa disatu
sisi i1mu
pengetahuan berkembang semakin detail (semakin mengerucut seperti pira mida) tetapi disisi lain dengan semakin
detail i1mu pengetahuan berarti
semakin beragam i1mu pengetahuan
yang dimiliki manusia (semakin berkembang seperti piramida terbalik). Kemudian dilihat dari perkembangan
waktu, perkembangan
i1mu pengetahuan semakin lama semakin
cepat, jarak waktu antar satu temuan dengan
temuan lainnya semakin pendek. Kesemuanya itu merupakan akibat dari hasil-hasil perubahan dan kekuatan dari imajinasi
manusia yang dibungkus
dalam bentuk ilmu pengetahuan.
I.4 Kelahiran Ilmu Pengetahuan Modern
Pada permulaan abad ke-14, di Eropa di
mulai perkembangan ilmu pengetahuan. Sejak zaman itu sampai sekarang Eropa
menjadi pusat kemajuan ilmu pengetahuan dan umat manusia pada umumnya.
Permulaan perkembangannya dicetuskan oleh Roger Bacon (1214-1294) yang
menganjurkan agar pengalaman manusia sendiri dijadikan sumber pengetahuan dan
penelitian. Copernicus, Tycho Broche, Keppler dan Galileo merupakan pelopor
dalam mengembangkan pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi sangat mantap dan
pesat setelah ditulisnya buku yang berjudul Novum Organum oleh Francis Bacon
(1560-1626) yang mengutarakan tentang landasan empiris dalam mengembangkan
pengetahuan dan penegasan ilmu pengetahuan dengan metodenya.
Bila dilihat dari segi metodologi dan psikologi maka seluruh
ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada :
a. Pengamatan dan pengalaman manusia yang
terus menerus
b. Pengumpulan data yang terus menerus dan
dilakuakan secara sistematis
c. Analisis data yang ditempuh dengan
berbagai cara.
d. Penyusunan model-model atau
teori-teori, serta penyusunan ramalan-ramalan sehubungan dengan model itu.
e. Percobaan untuk menguji ramalan
tersebut.
Percobaan ini akan menghasilkan beberapa kemungkinan,
diantaranya: benar atau salah. Jika terbukti salah, terbuka kemungkinan untuk
mencari kesalahan berfikir, sehingga terbuka juga kemungkinan untuk
memperbaikinya. Dengan demikian ilmu pengetahuan modern memiliki suatu sistem
yang didalamnya terkandung mengoreksi diri, yang memungkinkan ditiadakannya kesalahan
demi kesalahan secara bertahap menuju kebenaran.
Ilmu pengetahuan Alam terus berkembang, sementara manusia
mencoba menjelaskan mengenai benda-benda dialam sekelilingnya yang tidak
diketahuinya. Astronomi boleh jadi merupakan pengetahuan tertua, karena seperti
matahari, bulan, bintang yang mudah disaksikan sangat bersangkut paut dengan
kegiatan mereka sehari-hari. Peranan matahari jelas sangat penting dalam
kehidupan, surutnya lautan banyak berhubungan dengan bulan, sedangkan pelaut
dilautan banyak menarik manfaat mengarungi samudra.
Dengan ilmu pengetahuan alam, setiap penginderaan yang
dinyatakan menurut sebuah alat ukur, akan diubah menjadi konsep. Ilmuwan tidak
akan lupa menggunakan penalaran indukftif yang akan berubah ke penalaran
deduktif. Akan tetapi setelah banyak diadakan eksperimen mulailah ilmuwan
menyusun suatu teori dan selanjutnya ia akan mengkaji teori itu dengan sangat
kritis.
II.
Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan
II.1 Pengertian Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah adalah rangkaian
pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori
yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah
sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang
digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu
cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat
ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian
ilmiah seringkali mengalami retroduksi.
II.2 Hubungan Penelitian dan Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan pada hakekatnya meliputi
semua yang diketahui tentang sesuatu obyek atau sesuatu keadaan tertentu.
Pengetahuan meliputi knowledge dan science, serta seni danteknologi.
Pengetahuan akan menjadi ilmu pengetahuan bila pengetahuan itu benar dan
pengetahuan tersebut mempunyai penjelasan. Pengembangan ilmu pengetahuan
danteknologi dapat dilakukan melalui kegiatan penelitian. Sudah berabad-abad
lamanya para ahlimaupun ilmuwan mengakui bahwa penelitian sebagai dasar yang
tepat untuk mencapaikebenaran ilmiah. Dasar untuk melakukan suatu kegiatan
tertentu adalah ilmu pengetahuan.Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan
cenderung akan memiliki otoritas untuk melakukan sesuatu secara professional
berdasarkan disiplin ilmunya dan hal tersebut menjadisarana yang efektif bagi
seorang calon sarjana untuk melakukan penelitian, karena merekamemahami
langkah-langkah dan metode-metode yang tepat dalam kegiatan penelitian ilmiahdi
lapangan. Mereka yang memahami dan mngetahui tentang penelitian akan terdorong
untuk giat dalam belajar maupun mempelajari disiplin ilmunya, karena mereka
tahu bahwa disiplinilmu yang dipelajarinya harus ditindaklanjuti dengan
kegiatan penelitian secara empiris dilapangan. Komaruddin (1985: 39
–
40)
mengatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan hasil penelitian
dengan menggunakan metode penelitian dan pengembanganyang memberikan pemahaman
dan informasi tentang gejala-gejala alam dan sosial. Ilmumenjawab pertanyaan
"mengapa" terjadi hubungan kausal sebab-akibat), secara sistematis
berdasarkan metodologi. Bahm (1980) menyebutkan bahwa suatu ilmu harus memenuhi
minimal 6 faktor yaitu problem, sikap, metode, aktivitas, kesimpulan, dan
dampak. Tidak semua problem bisadikatakan ilmiah. Harus memenuhi 3 syarat,
yaitu communicability, sikap ilmiah, danmetode ilmiah. Suatu problem yang communicable
dan diperlakukan dengan sikap ilmiahdengan metode ilmiah sudah pantas dikatakan
sebagai problem yang ilmiah. Sehingga perlu adanya dilakukan suatu metode
ilmiah atau penelitian unuk membuktikan suatu pengetahuan menjadi ilmu
pengetahuan. Metode ilmiah atau penelitian yang dimaksudadalah suatu kegiatan
untuk mencari mencatat, merumuskan dan menganalisis sampaimenyusuan laporan
penelitian. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa metode ilmiahatau
penelitian untuk membuktikan suatu pengetahuan adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan
yang
membicarakan/ mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian
berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah. Cara penelitian yang
dimaksudmeliputi kegiatan : mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis, dan menyusun laporannya. Penelitian
atau riset adalah hal yang tidak terpisahkan dalam dunia perguruan
tinggi.Begitu beragam definisi tentang penelitian, untuk memudahkan maka yang
umum dirujuk adalah bahwa penelitian didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang
terorganisasi, sistematik,dan merupakan proses logis untuk mendapatkan jawaban
dari pertanyaan yang diajukandengan menggunakan informasi empiris yang dikumpulkan
guna keperluan itu.Secara umum, berdasar konsep-konsep yang “salah” tentang
penelitian, maka perlu digaris bawahi empat pengertian sebagai berikut: Penelitian
bukan hanya mengumpulkaninformasi (data), penelitian bukan hanya memindahkan
fakta dari suatu tempat ke tempat lain, penelitian bukan hanya membongkar-bongkar
mencari informasi, penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian. Dari
paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan penelitian dan ilmu
pengetahuan yaitu, penelitian yang dilakukan adalah proses untuk mendapatkan
suatu ilmu pengetahuan. Dan ilmu pengetahuan adalah hasil dari sebuah proses
penelitian yangdilakukan berdasarkan metode ilmiah.
II.3 Langkah-Langkah Penelitian Ilmiah
Proses pelaksanaan penelitian ilmiah
terdiri dari langkah-langkah yang juga menerapkan prinsip metode ilmiah. Adapun
langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan penelitian ilmiah adalah
sebagai berikut.
1.
mengidentifikasi
dan merumuskan masalah
2.
melakukan
studi pendahuluan
3.
merumuskan
hipotesis
4.
mengidentifikasi
variabel dan definisi operasional variabel
5.
menentukan
rancangan dan desain penelitian
6.
menentukan
dan mengembangkan instrumen penelitian
7.
menentukan
subjek penelitian
8.
melaksanakan
penelitian
9.
melakukan
analisis data
10. merumuskan hasil penelitian dan
pembahasan
11.
menyusun
laporan penelitian dan melakukan desiminasi.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar