Nama : Juwita Eka Pratiwi - Nurul Hidayati
Kelas : 1ID12
PEMBELIAN PESAWAT KEPRESIDENAN DI INDONESIA
Menteri Sekretaris
Negara Sudi Silalahi mengatakan, pembelian pesawat khusus Kepresidenan ini
adalah untuk kelancaran perjalanan dinas Presiden dan penghematan keuangan
negara. Menurut Sudi, pemerintah sebelumnya selalu menyewa pesawat dari
perusahaan penerbangan komersial untuk perjalanan dinas dalam dan luar negeri.
“Ada penghematan yang
telah kita hitung setidaknya Rp 114,2 Milyar per tahun. Tentu kita sangat
bangga karena setelah 69 tahun merdeka kita dapat memiliki pesawat Kepresidenan
sendiri.
Sudi menambahkan harga
satuan pesawat yang mampu terbang dengan ketinggian maksimal 41.000 kaki
dan kemampuan terbang selama 10 jam ini, dipatok dengan harga US$ 89,6
juta dollar atau Rp 847 miliar. Sudi menjamin pembelian pesawat ini telah
melewati proses pembahasan yang cukup panjang di DPR dan telah diteliti proses
akuntabilitasnya oleh BPK.
Selain faktor
kenyamanan di ruang penumpang yang didesain cukup mewah lengkap dengan ruang
pertemuan, kamar tidur dan kamar mandi, pesawat yang dilengkapi sembilan tangki
bahan bakar tambahan ini, juga sangat memprioritaskan faktor keamanan. Sudi
Silalahi menjelaskan pesawat ini telah dilengkapi dengan sensor peringatan
ancaman peluru kendali.
Kepala Staf TNI
Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia menambahkan, untuk
keseharian terkait dengan perawatan dan pemeliharaan, Kemenetrian Sekretariat
Negara menyerahkan sepenuhnya pada TNI Angkatan Udara.
Pesawat Kepresidenan RI
ini dirancang untuk memuat empat ruang pertemuan VVIP, dua VVIP class
state room, 12 executive area, dan 44 staff area.
Interior pesawat dirancang untuk dapat mengakomodasi hingga 67 orang penumpang.
Jumlah itu disebut cukup untuk sebuah rombongan presiden.
Dengan daya tampung
39.539 liter bahan bakar, pesawat ini dapat terbang maksimal sejauh 10.334
kilometer. Namun jika pesawat terisi jumlah penumpang maksimal, maka jarak
tempuhnya 8.630 kilometer. Jarak tempuh itu bisa dilalui dengan kecepatan maksimal
871 kilometer per jam.
Pesawat dengan warna
biru dan putih ini, memiliki gambar bendera merah putih di bagian ekor pesawat
dan tulisan Republik Indonesia tampak jelas di badan pesawat. Kemudian ada
logo Garuda di bagian kepala pesawat, di sebelah kiri dan kanan. Gambar bintang
yang dikelilingi padi dan kapas berada di bawah jendela pilot.
Pesawat baru ini tidak
akan langsung dioperasikan untuk keperluan dinas presiden, karena harus melalui
beberapa tes dari Departemen Pertahanan terlebih dahulu. Setelah itu kemudian
diserahkan kepada TNI Angkatan Udara untuk digunakan untuk transportasi
Presiden Republik Indonesia.
Ø
Pandangan
secara ekonomi dalam positif adalah banyak penghematan yaitu ketika menggunakan
pesawat pribadi maka akan menghemat Rp 114,2 Milyar per
tahun sedangkan
secara negative yaitu anggaran yang dibeli untuk pembelian pesawat tersebut
lebih baik digunakan untuk kepentingan masyarakat
Ø
Pandangan
secara keselamatan maka presiden untuk kedepannya lebih merasa nyaman dan aman
karena tidak perlu memakai maskapai penerbangan TNI, banyak penerbangan maskapai
yang sudah tua yang dapat mengancam keamanan presiden secara kedepannya,
pesawat yang baru tiba tersebut sudah dipastikan aman dan nyaman dengan
fasilitas yang sangat memadai namun harus melewati beberapa tes untuk lebih
dipastikan kembali keamanannya.
Dan
Inilah Dampak Negatif Pembelian Pesawat Kepresidenan Kaitannya Dengan Keamanan Negara.
Pengadaan alat untuk keamanan negara
haruslah hati-hati, Indonesia itu kaya, rajin belanja, apa-apa dibeli, tidak
butuh juga dibeli. Tapi ada masalah yang penting yaitu tentang keamanan dan
rahasia negara.
Kami termasuk bersyukur ketika
Indonesia memiliki PT.Pindad yang mampu membangun alat perang untuk
Indonesia, panser, senjata, dsb. Semua didesain untuk kebutuhan tentara
Indonesia, yang lebih baik dari itu adalah, kerahasiaan desain dan apa-apa yang
terkandung di dalam alat tersebut. Sistem dan sebagainya menjadi rahasia
negara, tidak ada negara lain yang mengetahuinya. Seharusnya begitu. Namun,
ketika Indonesa membeli alat perang ataupun Pesawat kepresidenan yang konon
sangat aman itu, dimanakah letak rahasia dari pesawat itu ? tentu saja
dimiliki oleh Perusahaan pembuat pesawatnya, di Amerika sana.
Sistem apapun yang ada di dalamnya
diketahui oleh perusahaan pembuat pesawat, dan akan sangat mudah bagi negara
lain, terutama yang memiliki rahasia sistem keamanan dan apapun yang terkadung
di dalam pesawati itu untuk melakukan apapun. Bahkan, kenapa tidak ada yang
bertanya, apakah Indonesia sendiri tahu betul apa saja yang ada di dalam
pesawat tesebut? bagaimana penggunaannya, sistem nya.
Ini hampir sama dengan pembuat virus,
dia bisa menciptakan juga antivirusnya dan dijual pula.
Mungkin tidak ada negara yang tahu bagaimana sistem
keamanan pesawat Air Force One yang terkenal itu, karena apa ? rahasianya
dimiliki oleh negara, dan dibuat di dalam negara itu. Sedangkan kita, pesawatnya
dibuat di negara lain, dokumen kerahasian pesawat tentu saja di miliki oleh
otak-otak para enginner yang membuatnya dan perusahaannya.
Akan sangat mudah untuk mengendalikan
pesawat kita, kita tidak memiliki teknologi nya, tapi pembuatnya jelas memiliki
teknologi yang jauh lebih unggul diatas pesawat yang kita beli.
Sayang sekali, entah ada yang
memikirkannya atau tidak
Juga ketika lelucon pembelian Tank yang sangat berat
itu, apakah jalanan Indonesia dan jembatan-jembatan di Indonesia mampu dilewati
tank itu ? bisa jadi tank baru lewat diatas jembatan, sudah ambruk duluan
jembatannya.
Indonesia sudah seharusnya mampu
membuat sendiri
seharusnya . .
tapi, tidak ada yang percaya, rakyat tidak percaya,
pemerintahnya saja tidak percaya
lebih baik bikin proyek untuk mengadakan barang,
lebih menguntungkan, tidak capek pula, tinggal rapat-rapat, di bayar pula.
Alangkah anehnya negeri ini . .
benar benar aneh …